"Pertanian Nusantara"
"Pertanian Nusantara"
Usaha Perkebunan Kelapa Sawit merupakan jenis usaha jangka
panjang. Kelapa sawit yang ditanam saat ini baru akan dipanen hasilnya
beberapa tahun kemudian.
Sebagai tanaman tahunan (perennial crop), pertumbuhan tanaman kelapa sawit dikenal periode tanaman belum menghasilkan (TBM) yang lamanya bervariasi (2-3 tahun), bergantung dari bahan tanamannya (genetik) dan teknik budidayanya. Fase pembibitan kelapa sawit sangat penting diperhatikan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diingini nantinya. Bibit yang baik dan benar sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan industri yang berbasis kepada tanaman kelapa sawit.
Sebagai tanaman tahunan (perennial crop), pertumbuhan tanaman kelapa sawit dikenal periode tanaman belum menghasilkan (TBM) yang lamanya bervariasi (2-3 tahun), bergantung dari bahan tanamannya (genetik) dan teknik budidayanya. Fase pembibitan kelapa sawit sangat penting diperhatikan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diingini nantinya. Bibit yang baik dan benar sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan industri yang berbasis kepada tanaman kelapa sawit.
Pembibitan
merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan bididaya tanaman kelapa sawit.
A. JADWAL DAN JUMLAH PESANAN KECAMBAH
- Pemesanan kecambah harus diupayakan
3-6 bulan sebelum dimulai pembibitan atau 18-24 bulan sebelum waktu tanam di
lapangan.
- Pemesanan kecambah untuk pembibitan harus
dilebihkan (± 5%) untuk
antisipasi afkir yang tinggi dan persediaan bibit penyisipan.
- Perkiraan
kebutuhan kecambah per ha untuk setiap jarak tanam dicatat sebagai berikut
:
JARAK TANAM
|
KERAPATAN TANAMAN/HA
|
JUMLAH KECAMBAH/HA
|
(m)
|
(Pohon)
|
(Kecambah)
|
8,5 x 8,5 x 8,5
|
159 atau 160
|
220
|
9,0 x 9,0 x 9,0
|
142 atau 143
|
195
|
9,1 x 9,1 x 9,1
|
139 atau 140
|
190
|
9,2 x 9,2 x 9,2
|
135 atau 136
|
185
|
9,5 x 9,5 x 9,5
|
127 atau 128
|
175
|
10,0 x 10,0 x 10,0
|
115 atau 116
|
160
|
Sedangkan perkiraan
kebutuhan bibit siap tanam (setelah diseleksi) per ha adalah :
Deskripsi
|
Jumlah
|
% Afkir
|
a. Kecambah diterima
|
200 biji
|
< 2,0%
|
b. Kecambah ditanam di Persemaian (Pre-Nursery)
|
196 biji
|
2,0% - 10,0%
|
c. Transplanting dari Pre Nursery
ke Main-Nursery
|
176 bibit
|
10,0% - 13,0%
|
d. Bibit siap tanam, termasuk kebutuhan untuk
sisipan (± 12,5%)
|
153 bibit
|
maks 25,0%
|
B. PEMILIHAN
LOKASI ATAU TEMPAT
Lokasi
pembibitan kelapa sawit harus memperhatikan syarat-syarat sebagai
berikut :
1.Topografi datar untuk
memudahkan pengaturan bibit dan mengurangi erosi akibat hujan lebat dan
penyiraman.
2.Lokasi pembibitan berada
di tengah-tengah rencana areal penanaman.
3.Lokasi pembibitan harus
bebas banjir.
4.Dekat sumber air dan air
tersedia cukup banyak dengan kualitas yang sesuai(tidak terkontaminasi)
sepanjang tahun, namun tidak kebanjiran waktu musim hujan.
5.Dilokasi pembibitan tersedia
tanah dengan kualitas baik untuk media tumbuh yang diisikan kedalam
polybag.
6.Lokasi pembibitan tidak
tertutup/terhalang oleh bayang-bayang bangunan, atau pohon. Jarak terdekat
dari hutan minimal 20 m.
7.Lokasi pembibitan harus aman
dari pencurian, gangguan binatang liar atau ternak (babi
hutan, landak, tikus, ayam, kambing, sapi, kerbau dan lain-lain), jauh
dari sumber hama dan penyakit.
8.Lokasi pembibitan dekat
dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat lebih intensif.
9.Lokasi
pembibitan harus mudah dijangkau dan jalan ke pembibitan harus baik untuk
kegiatan supervisi, mobilisasi dan transportasi material.
C. SISTEM PEMBIBITAN
PEMBIBITAN DUA TAHAP (DOUBLE STAGE NURSERY)
Pada sistem
pembibitan dua tahap, mula-mula kecambah ditanam pada babybagyang
disusun dalam bedengan selama kurang lebih 2-3 bulan. Selanjutnya bibit
dipindahkan dalam largebag dan dirawat kurang lebih 10 -12
bulan sebelum ditanam di lapangan.
a. Keuntungan Sistem Pembibitan Dua Tahap
1.Selama 2–3 bulan pertama
kegiatan terfokus pada areal yang kecil dan tersedia waktu lebih lama untuk
pengisian largebag.
2.Persiapan jaringan irigasi
di pembibitan lebih longgar 2–3 bulan (tidak tergesa-gesa).
3.Pada fase pertumbuhan kritis
dan rawan, pengawasan dan supervisi lebih mudah. Tenaga kerja yang
digunakan untuk pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penyiraman, dan
pengendalian gulma hanya sedikit.
4.Seleksi awal lebih mudah dan
cepat karena dilaksanakan pada areal yang kecil.
5.Penggunaan largebag berkurang
sehingga volume tanah yang diperlukan berkurang, pengisian tanah lebih cepat
dan penghematan tenaga serta tempat untuk menata largebag.
6.Largebag digunakan
hanya 9 bulan sehingga kondisinya masih bagus (tidak mudah rusak) saat bongkar
muat bibit.
7.Bibit kembar (doubleton)
dapat dipisahkan pada saat pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery.
b. Kerugian Sistem Pembibitan Dua
Tahap
1.Ada pekerjaan tambahan dengan
adanya kegiatan di pre-nursery seperti pengadaan dan pengisian babybag, pembuatan
naungan dan sistem penyiramannya.
2.Pelaksanaan pemindahan bibit
dari babybag ke largebag yang tidak hati-hati
akan menyebabkan planting shock dan kerusakan pada bibit.
PEMBIBITAN
AWAL (PRE NURSERY)
a. Jadwal
Kegiatan Pembangunan dan Perawatan Pre Nursery
1.Membangun bedengan
2.Membangun gudang dan barak
karyawan
3.Memasang instalasi air
4.Mengisi babybag dengan
tanah dan menyusunnya di bedengan
5.Menanam kecambah.
6.Perawatan bibit.
b. Persiapan Pre-Nursery
1.Lokasi pre nursery harus
berdekatan dengan main nursery.
2.Dibuat bedengan dengan ketentuan :
- Arah bedengan memanjang dari
Barat ke Timur
- Panjang bedengan (10-20 m).
- Lebar bedengan 1,2 m.
- Jarak antar bedengan 0,6–1,0
m untuk jalan kontrol dan karyawan melakukan aktifitas pemeliharaan.
- Ditepi bedengan dibuat palang
dari papan : p=10-20 cm, l=10 cm, t=2 cm. Waktu memasang papan diberi patok
dari sebelah luar dan dalam sehingga papan selalu dalam posisi sejajar dan
tidak mudah roboh.
- Guludan tanah diratakan
karena bisa mempersulit drainase.
c. Pengisian Babybag di
Pre-Nursery
1. Ukuran babybag untuk pre
nursery l = 14 cm x p = 23 cm x t = 0,1 mm, warna
hitam dan terdapat lubang-lubang drainase. Kebutuhan babybag per
ha adalah 200 lembar ditambah 2 %.
2.Tanah untuk media adalah tanah
lapisan atas (top soil) = 0-10 cm, gembur, subur dan tidak
bercampur dengan batu-batuan/kerikil. Tekstur tanah lempung berliat dan
mempunyai sifat drainase yang baik.
3.Tanah dicampur dengan pupuk
RP sebanyak 10 gram/baby bag (4,5 m3 tanah
diberi 10 kg RP untuk 1.000 babybag) atau pupuk lainnya dengan
dosis setara dengan dosis RP.
d. Penanaman
Kecambah di Pre Nursery
1.Babybag yang
telah diisi tanah dicek dan dirapihkan dahulu sebelum ditanami kecambah.
2.Kecambah
yang diterima di kebun harus segera ditanam pada hari itu atau paling lama 1
(satu) hari setelah penerimaan kecambah. Keterlambatan
penanaman akan mengakibatkan kerusakan atau kelainan pada kecambah, misalnya :
- Bakal akar dan daun
menjadi panjang sehinga menyulitkan penanaman.
- Bakal akar dan daun
menjadi patah.
- Kecambah akan menjadi
busuk karena terserang cendawan.
- Kecambah akan
mati/kering karena kekurangan air dan oksigen.
3.Kecambah
dalam kantong plastik sebelum dibuka terlebih dahulu dipisah-pisahkan sesuai
kelompoknya. Sebelum ditanam, semua bungkusan plastik kecambah dibuka dan
disimpan ditempat yang sejuk.
4.Penanaman kecambah harus dilakukan
per kelompok. Sebelum penanaman kecambah, babybag yang telah
diisi tanah harus disiram terlebih dahulu.
5.Kecambah diseleksi terlebih dahulu
sebelum ditanam. Kecambah abnormal, patah, busuk dan sebagainya harus dibuang.
6.Penanaman kecambah harus dilakukan
dengan hati-hati/teliti agar akar dan pucuk tidak patah, dengan cara sebagai
berikut :
- Buat lubang tepat ditengah babybag
sedalam 2,0–2,5 cm dengan menggunakan jari telunjuk atau kayu Æ 1,5 cm.
- Letakkan kecambah dengan posisi bagian
akar disebelah bawah dan pucuk menghadap keatas.
- Timbun kembali dengan tanah setebal
1,0–1,5 cm dan tidak boleh dipadatkan terlalu kuat.
- Kecambah yang belum jelas perbedaan bakal
akar dan daunnya dapat ditunda penanamannya, sedangkan kecambah yang terlalu
panjang akarnya dapat dipotong 5 cm dari pangkalnya.
- Setelah selesai penanaman harus segera
dipasang papan label berdasarkan nama kelompok kecambah yang ditanam.
e. Penyiraman Bibit di Pre Nursery
1. Penyiraman bibit dilakukan 2 kali
sehari (pagi dan sore). Bila malam hari turun hujan > 8 mm, maka besok pagi
tidak perlu disiram. Kebutuhan air untuk bibit di pre nursery adalah
0,2–0,3 lt per babybag per hari.
2. Untuk mendapatkan hasil penyiraman
yang optimum penyiraman dilakukan selama 20-40 menit atau tanah sampai jenuh.
3. Penyiraman bibit dapat menggunakan
selang politen perforasi (misalnya Sumisansui) atau secara manual pakai gembor.
f. Program Pemupukan Bibit di Pre
Nursery
1.Aplikasi pemupukan harus sesuai
dengan program yang telah direkomendasikan. Di pre nursery selalu
dilakukan pemupukan dengan cara menyiramkan larutan pupuk (dengan menggunakan
gembor). Penyiraman dengan larutan pupuk harus dilakukan disore
hari. Ingat pemupukan tidak boleh dilakukan
pada saat sinar Matahari sedang terik.
2.Setelah selesai pemupukan segera
diikuti dengan penyiraman ringan untuk mencegah daun bibit terbakar.
3.Larutan pupuk harus dibuat lebih
awal 2-4 jam sebelum digunakan. Hal ini untuk menjamin agar pelarutan pupuk
sempurna.
4.Jika dipakai pompa semprot (hand
sprayer) maka harus dijaga kebersihan pompa tersebut (bebas dari
herbisida). Penyemprotan larutan pupuk dapat digabung dengan
fungisida atau insektisida. Pompa semprot setelah digunakan harus dicuci untuk
mencegah terjadinya karat.
g. Pengendalian Hama dan Penyakit
di Pre Nursery
1.Metode pengendalian hama dan
penyakit di pembibitan sesuai dengan rekomendasi.
2.Stok insektisida dan fungisida
yang jenisnya sesuai dengan rekomendasi harus tersedia di gudang kebun.
3.Pemberantasan hama dan penyakit di pre-nursery tidak dibenarkan memakai pestisida yang mempunyai
ikatan unsur tembaga, air raksa atau timah, misalnya Dipterax, Bidrin dan
lain-lain.
h. Pengendalian Gulma di Pre Nursery
1.Pengendalian gulma di pre nursery
hanya dilakukan dengan cara manual.
2.Bersamaan dengan pengendalian
gulma tersebut, dilakukan penambahan tanah ke dalam babybag pada
bibit yang doyong dan tersembul akarnya.
i. Seleksi Bibit di Pre
Nursery
1. Seleksi bibit dilakukan terhadap
bibit abnormal dan bibit terserang hama dan penyakit.
2. Bibit abnormal dikumpulkan secara
terpisah dan harus dimusnahkan.
3. Seleksi bibit di pre nursery
dilakukan dalam dua tahap, yaitu :
- Tahap
Satu : setelah bibit
berumur 4 – 6 minggu
- Tahap
Dua : saat bibit di transplanting
ke main nursery (pembibitan utama)
Pada kondisi normal, seleksi di pre nursery adalah
5–10 % dari populasi bibit.
4. Seleksi bibit dilakukan bedengan
per bedengan dengan membandingkan pertumbuhan rata-rata di bedengan tersebut.
Komentar
Posting Komentar