Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

"Pertanian Nusantara"

Gambar
"Pertanian Nusantara" PEMBIBITAN KELAPA SAWIT PADA TAHAP   pre-nursery Usaha Perkebunan Kelapa Sawit merupakan jenis usaha jangka panjang. Kelapa sawit yang ditanam saat ini baru akan dipanen hasilnya beberapa tahun kemudian.  Sebagai tanaman tahunan (perennial crop), pertumbuhan tanaman kelapa sawit dikenal periode tanaman belum menghasilkan (TBM) yang lamanya bervariasi (2-3 tahun), bergantung dari bahan tanamannya (genetik) dan teknik budidayanya. Fase pembibitan kelapa sawit sangat penting diperhatikan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diingini nantinya.   Bibit yang baik dan benar sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan industri yang berbasis kepada tanaman kelapa sawit.              Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan bididaya tanaman kelapa sawit. A. JADWAL DAN JUMLAH PESANAN KECAMBAH -   Pemesanan kecambah harus diupayakan 3-6 bulan sebelum dimulai pembibitan atau 18-24 bulan sebelum waktu tanam di

SYARAT TUMBUH TANAMAN KELAPA SAWIT

Gambar
"Pertanian Nusantara" SYARAT TUMBUH TANAMAN KELAPA SAWIT Kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi dan respon baik sekali terhadap kondisi lingkungan hidup, kultur teknis ataupun perlakuan yang diberikan. Kelapa sawit membutuhkan kondisi tumbuh yang baik agar potensi produksinya dapat dikeluarkan maksimal. Faktor iklim dan tanah merupakan faktor utama disamping genetik, biotis, kultur teknis dan perlakuan yang diberikan. 1.     Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5 - 7 jam/hari. 2.     Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan 1.500 - 4.000 mm, 3.     temperatur optimal 24 - 28° C. 4.     Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1 - 500 m dpl (diatas permukaan laut). 5.     Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman kelapa sawit sekitar 80 - 90% dan 6.     kecepatan angin 5 - 6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan (Kiswanto et al ., 2008). 7.     Tingkat keasaman (pH) yang optimum untu
Gambar
"Pertanian Nusantara" Mau buka ladang baru untuk tanam sawit? Ingat beberapa hal berkaitan dengan vegetasi, topografi, dan sarana pendukung berikut ini ya.       1. CEK KLASIFIKASI LAHAN Jika lahan anda kategori bebas, seperti bekas tanaman lain milik anda sendiri, atau rawa tak bertanaman, bolehlah anda pakai lahan itu. Sedangkan jika lahan anda masih berupa hutan, cek klasifikasinya: hutan primer, sekunder, atau tersier. Jangan masuki hutan lindung ya. 2. GAMBAR TOPOGRAFI LAHAN Kesalahan petani sawit, terlebih pemula, adalah menyamaratakan semua jenis lahan. Akibatnya fatal: salah hitung semuanya. Sebab, penyiapan lahan datar dan berbukit tentu beda sekali. Nantinya, perawatannya juga beda. 3. PETAKAN SUMBER AIR Sawit boros air. Maka, ketakui sedari awal di mana letak sumber air, aliran sungai, dan juga curah hujan. Hujan yang berlebihan, dan akan menggenangi lahan dalam waktu lama, tidak baik untuk pertumbuhan sawit. Butuh taka

Sejarah Tanaman Kelapa Sawit

Gambar
"Pertanian Nusantara" SEJARAH TANAMAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA Tanaman Kelapa Sawit  ( Elaeis guineensis Jacq ) berasal dari Afrika barat, merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya bogor (Botanical Garden) Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda). Awalnya tanaman kelapa sawit dibudidayakan sebagai tanaman hias, sedangkan pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial baru dimulai pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang Belgia), kemudian budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kel